Wednesday, June 5, 2013

ANALISIS PENGENDALIAN INTERN PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA PT. INDRI.


 
ABSTRAK

Persediaan adalah salah satu aktiva penting yang dimiliki oleh perusahaan. Karena persediaan merupakan suatu aktiva maka harus dilakukan pengendalian intern yang baik untuk menjaga persediaan tersebut dari hal-hal yang mungkin terjadi. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pengendalian intern yang dilakukan guna mendapatkan gambaran yang jelas mengenai pengendalian intern persediaan barang dagangan yang diterapkan.

Untuk memperoleh data yang diperlukan maka penulis menggunakan alat pengumpulan data berupa wawancara dan kepustakaan. Dalam penelitian ini, jenis data yang digunakan adalah data primer. Penulis memperoleh data melalui wawancara.

Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa pengendalian intern atas persediaan barang PT. Indri sudah efektif, dimana adanya pemisahan diantara fungsi-fungsi terkait dengan penerimaan dan pengeluaran barang. Pemantauan terhadap persediaan barang dagang juga dilakukan secara periodik oleh bagian logistic melalui kegiatan stok opname.

Kata kunci : Pengendalian Intern, Persediaan, Analisis


PENDAHULUAN

Secara umum, perusahaan dagang dapat di definisikan sebagai organisasi yang melakukan kegiatan usaha dengan membeli barang dari pihak perusahaan lain kemudian menjualnya kembali kepada masyarakat. Setiap perusahaan pasti bertujuan untuk mengkasilkan laba optimal agar dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya, memajukan, serta mengembangkan usaha ketingkatan yang lebih tinggi.
Persediaan merupakan barang dagang yang dibeli kemudian disimpan untuk dijual dalam operasi normal perusahaan sehingga perusahaan senantiasa memberi perhatian yang besar dalam persediaan.
Penjualan akan menurun jika barang tidak tersedia dalam bentuk, jenis, mutu, dan jumlah yang diinginkan pelanggan. Prosedur pembelian yang tidak efisien atau upaya penjualan yang tidak memadai dapat membebani suatu perusahaan dengan persediaan yang berlebihan dan tidak terjual. Jadi, penting bagi perusahaan untuk mengendalikan persediaan secara cermat untuk membatasi biaya penyimpanan yang terlalu besar.
Pengendalian intern persediaan bertujuan melindungi harta perusahaan yang rentan terhadap kerusakan, maupun pencurian. Kerusakan, pemasukan yang tidak benar, lalu mencatat permintaan, barang yang dikeluarkan tidak sesuai pesanan, dan semua kemungkinan lainnya. Dapat menyebabkan catatan persediaan berbeda dengan persediaan yang sebenarnya di gudang. Untuk itu, diperlukan pemeriksaan persediaan secara periodik atas catatan persediaan agar informasi mengenai persediaan lebih dapat dipercaya.
PT. Indri adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang importer dan distributor obat-obatan(farmasi). Cukup banyak produk yang distribusikan oleh PT. Indri, sehingga dikhawatirkan akan terjadi kehilangan ataupun pencurian stok barang, akibatnya diperlukan pengendalian intern persediaan yang baik agar tidak terjadi penyelewengan dalam menjalankan tugas.
Mengingat dalam mencapai efektifitas, maka penulis tertarik untuk mengangkat hal tersebut dalam sebuah karya penulisan ilmiah dengan judul “Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagang Pada PT. Indri”.



TINJAUAN PUSTAKA
Istilah yang digunakan untuk menunjukan barang-barang yang dimiliki oleh suatu perusahaan akan tergantung pada jenis usaha perusahaan masing-masing.
Menurut Stice dan Skousen (2009 : 570),Pada setiap tingkat perusahaan, baik perusahaan kecil, menengah maupun perusahaan besar, persediaan sangat penting bagi kelangsungan hidup perusahaan. Perusahaan harus dapat memperkirakan jumlah persediaan yang dimilikinya. Persediaan yang dimiliki oleh perusahaan tidak boleh terlalu banyak dan juga tidak boleh terlalu sedikit karena akan mempengaruhi biaya yang akan dikeluarkan untuk persediaan tersebut.
Menurut Stice dan Skousen (2009 : 571), “Persediaan adalah istilah yang diberikan untuk aktiva akan dijual dalam kegiatan normal perusahaan atau aktiva yang dimasukkan secara langsung atau tidak langsung kedalam barang yang akan diproduksi dan kemudian dijual”. Kesimpulannya adalah bahwa persediaan merupakan suatu istilah yang menunjukan segala sesuatu dari sumber daya yang ada dalam suatu proses yang bertujuan untuk mengantisipasi terhadap segala kemungkinan yang terjadi baik karena adanya permintaan maupun ada masalah lain.
Jenis-jenis persediaan akan berbeda sesuai dengan bidang atau kegiatan normal usaha perusahaan tersebut. Berdasarkan bidang usaha perusahaan dapat terbentuk perusahaan industri (manufacture), perusahaan dagan, ataupun perusahaan jasa. Untuk perusahaan industri maka jenis persediaan yang dimiliki adalah persediaan bahan baku (raw material), barang dalam proses (work in process), persediaan barang jadi (finished goods), serta bahan pembantu yang akan digunakan dalam proses produksi. Dan perusahaan dagang maka persediaannya hanya satu yaitu barang dagang.

Sistem Pencatatan Persediaan
Metode pencatatan persediaan ada dua, yaitu perpetual dan metode periodik. Metode perpetual disebut juga metode buku, karena setiap jenis persediaan mempunyai kartu persediaan, sedangkan metode periodik disebut juga metode fisik. Dikatakan demikian karena pada akhir periode dihitung fisik barang untuk mengetahui persediaan akhir yang nantinya akan dibuat jurnal penyesuaian.
Sedangkan dalam melaksanakan penilaian persediaan ada beberapa cara yang dapat dipergunakan, yaitu :
a)                  First in, first out (FIFO) atau masuk pertama keluar pertama. Cara ini didasarkan atas asumsi bahwa arus harga bahan adalah sama dengan arus penggunaan bahan. Dengan demikian bila sejumlah unit bahan dengan harga beli tertentu sudah habis dipergunakan, maka penggunaan bahan berikutnya harganya akan didasarkan pada harga beli berikutnya. Atas dasar metode ini maka harga atau nilai dari persediaan akhir adalah sesuai dengan harga dan jumlah pada unit pembelian terakhir.
b)                  Last in, firstout (LIFO) atau masuk terakhir keluar pertama. Dengan metode ini perusahaan beranggapan bahwa harga beli terakhir dipergunakan untuk harga bahan baku yang pertama keluar sehingga masih ada (stock) dinilai berdasarkan harga pembelian terdahulu.
Rata-rata tertimbang (weighted average). Cara ini didasarkan atas harga rata-rata perunit bahan adalah sama dengan jumlah harga perunit yang dikalikan dengan masing-masing kuantitasnya kemudian dibagi dengan seluruh jumlah unit bahan dalam perusahaan tersebut.

Pengertian dan Unsur-Unsur Pengendalian Intern
Pengendalian intern harus dilaksanakan seefektif mungkin dalam suatu perusahaan untuk mencegah dan menghindari terjadinya kesalahan, kecurangan, dan penyelewengan. Di perusahaan kecil, pengendalian masih dapat dilakukan langsung oleh pihak pimpinan perusahaan. Namun semakin besar perusahaan, dimana ruang gerak dan tugas-tugas yang harus dilakukan semakn kompleks, menyebabkan pimpinan perusahaan tidak mungkin lagi melakukan pengendalian secara langsung, maka dibutuhkan suatu pengendalian intern yang dapat memberikan keyakinan kepada pimpian bahwa tujuan perusahaan telah tercapai.



Metode Penelitian
Konsep penelitian ini berkaitan dengan pengendalian intern persediaan barang dagang pada PT.Indri.
Data didapat melalui wawancara dengan salah satu karyawan perusahaan tersebut. Sehingga mengetahui kegiatan pada masing-masing bagian di PT.Indri.
Analisis Yang Digunakan
Alat yang digunakan untuk menganalisis penelitian ini adalah metode dengan pendekatan kualitatif, yaitu analisis deskriptif yang didasarkan pada penggambaran yang mendukung analisa tersebut, analisis ini menukankan pada pemahaman mengenai masalah-masalah dalam kehidupan sosial berdasarkan kondisi realitas dan naural yang kompleks dan rinci yang sifatnya menjelaskan secara uraian dalam bentuk kalimat.

PEMBAHASAN
Prosedur Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagang
1)      Penjualan Tunai
a.       Pelanggan datang ke kantor OSSA(Office Sales and Sales Administraion) dan MR(Manager Rayon), atau dapat juga melalui sales representative untuk memesan barang. Bagian pemesanan dalam hal ini OSSA/MR akan membuat sales order dalam rangkap 2, yaitu :
·         Lembar ke-1 diberikan ke pelanggan untuk pembayaran di kasir dengan memberi tanda ”lunas”
·         Lembar ke-2 untuk disetujui oleh TS dan diarsipkan dengan nomor urut.

b.      Selanjutnya OSSA atau MR akan membuat delivery order sebanyak 4 lembar, yaitu :
·         Lembar ke-1 diberikan ke pelanggan
·         Lembar ke-2 unutk OSSA(Office Sales and Sales Administraion)
·         Lembar ke-3 untuk TSS
·         Lembar ke-4 untuk Kasub logistik

maka barang dipersiapkan untuk diserahkan kepada pelanggan.

c.       Sesuai dengan delivery order, OSSA(Office Sales and Sales Administraion) atau MR membuat faktur penjualan sebanyak tangkap 4, yaitu:
·         Lembar ke-1 diberikan ke pelanggan beserta delivery order.
·         Lembar ke-2 untuk TSS untuk dibandingkan dengan delivery order dari langganan
·         Lembar ke-3 untuk akuntansi
·         Lembar ke-4 untuk OSSA

d.      Petugas loper menerima barang yang telah dikeluarkan dari gudang beserta faktur penjualan untuk pelanggan dan dikirim ke alamat tujuan atau diserahkan ke pelanggan.

e.       Kasir akan menyetor uang setiap hari dari hasil penjualan secara tunai ke bank yaitu dengan membuat bukti setoran sebanyak 2 lembar, yaitu :
·         Lembar ke-1 ke akuntansi
·         Lembar ke-2 disimpan sebagai arsip
2)      Penjualan Kredit
a.       Penjualan kredit dilakukan dengan prosedur pesanan, baik melalui manajer rayon, sales representative, lewat telepon ataupun melalui OSSA(Office Sales and Sales Administraion). Jika pesanan telah diterima, maka OSSA atau MR membuat sales order rangkap 3, yaitu :
·         Lembar ke-1 diberikan ke inkasso untuk persetujuan kredit
·         Lembar ke-2 untuk pertinggal langganan
·         Lembar ke-3 untuk arsip

b.      Inkasso dalam menentukan diterima tidaknya pesanan barang untuk penjualan kredit yang tercatat dalam kartu piutang pelanggan.

c.       Dengan disetujuinya permintaan barang secara kredit, maka OSSA(Office Sales and Sales Administraion) atau MR(Manager Rayon) akan membuat delivery order sebanyak rangkap 4, yaitu :
·         Lembar ke-1 diberikan ke pelanggan
·         Lembar ke-2 untuk TS
·         Lembar ke-3 untuk OSSA
·         Lembar ke-4 untuk Kasub logistik

d.      Berdasarkan delivery order yang diterima, maka staf logistik akan mengeluarkan jenis dan jumlah barang tersebut.

e.       Bersama dengan barang, delivery order lembar ke-1 dan ke-2 sebagai surat jalan, dan lembar ke-2 sesudah ditandatangani oleh pelanggan dikembalikan kepada TSS.


f.       Sesuai dengan delivery order, bagian penjualan akan membuat faktur penjualan rangkap 4 :
·         Lembar ke-1 diberikan ke pelanggan.
·         Lembar ke-2 untuk TSS sebagai bahan perbandingan dengan delivery order yang ditandatangani pelanggan.
·         Lembar ke-3 untuk akuntansi
·         Lembar ke-4 untuk OSSA(Office Sales and Sales Administraion)

g.      Sesudah piutang ditagih oleh inkasso, maka dibuatlah bukti penagihan 3 lembar, yaitu :
·         Lembar ke-1 diberikan ke pelanggan
·         Lembar ke-2 untuk kasir bersamaan dengan hasil penagihan.
·         Lembar ke-3 untuk diarsipkan dengan nomor urut.



3)      Perhitungan Fisik Persediaan Barang Dagang
a.       Staf logistik memberikan laporan fisik kepada kepala logistik dan kepala logistik mengadakan perhitungan atas persediaan, kemudian membuat ke laporan stock opname dan menandatanganinya lalu menyerahkan kepada komputer logistik pada tanggal yang telah ditentukan.

b.      Pada tanggal stock opname, komputer logistik mengeluarkan daftar stock opname rangkap dua dan menyerahkannya kepada kepala bagian keuangan dan administrasi. Kepala bagian keuangan dan administrasi tim penghitungan fisik melakukan perhitungan, lalu menuliskan hasilnya ke dalam daftar perhitungan fisik persediaan, kemudian menyerahkannya ke komputer logistik satu lembar dan satu lembar lagi di arsipkan menurut tanggal.

c.       Komputer logistik membandingkan laporan stock opname kabag K & A ( Kepala Keuangan dan Administrasi) yang dibandingkan juga dengan data di file komputer. Selain itu, komputer logistik menghitung selisihnya lalu membuat laporan stock opname dan menyerahkannya kepada pimpinan cabang. Pimpinan cabang menandatangani laporan stock opname dan mengambil tindakan untuk mengenakan biaya kepada Kabag logistik apabila ditemukan pengangguran persediaan

PENUTUP

Kesimpulan
Setelah menganalisis dan mengevaluasi sistem pengendalian intern atas persediaan barang dagang pada PT. Indri, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebaga berikut :
1.      Pembagian tugas-tugas ke dalam setiap bagian didasarkan fungsi-fungsi utama yg dilaksanakan perusahaan. Dengan cara melakukan lingkungan pengendalian intern, penilaian resiko yang dilakukan oleh perusahaan atas persediaan barang dagangan, informasi dan komunikasi atas persediaan barang dagangan, aktivitas pengendalian yang dilakukan terhadap pelaksanaan transaksi penerimaan dan pengeluaran barang dagangan. Perusahaan telah melaksanakan pemisahan tugas yang jelas pada fungsi-fungsi terkait.
2.      Sudah efektif, dimana pemisahan antara fungsi-fungsi terkait dengan penerimaan dan pengeluaran barang. Dan pemantauan persediaan barang dagang juga sudah dilakukan secara periodik.
Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis berusaha memberikan saran kepada PT. Indri yang mungkin bermanfaat dalam mengatasi kelemahan yang terdapat dalam sistem pengendalian intern atas persediaan barang dagangan. Adapun saran yang dapat di berikan oleh penulis adalah sebagai berikut :
Untuk menciptakan pengendalian intern yang memadai terhadap persediaan perusahaan secara keseluruhan sebaiknya perusahaan membentuk bagian auditor internal agar dapat menyelidiki dan menilai efektivitas pelaksanaan unsur-unsur pengendalian intern persediaan yang telah ditetapkan oleh manajemen.


DAFTAR PUSTAKA

Arens, Alvin A., dan James K. Loebbecke. 2007. Auditing dan Pendekatan Verivikasi :Pendekatan Terpadu, Edisi Indonesia, Indeks: Jakarta
Daft, L. Richard. 2009. Management, Edisi Keenam, Salemba Empat: Jakarta
Hall, James A. 2007. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi Keempat, Salemba Empat: Jakarta
Hansen, Don R dan Marynne M. Mowen. 2007. Akuntansi Manajemen. Edisi Tujuh, Erlangga: Jakarta
Haripratiwi, Ika.2006. Analisis Sistem Pengendalian Intern Penggajian Karyawan Pada BMT AL Ikhlas Yogyakarta: Yogyakarta
Mulyadi. 2008. Sistem Akuntansi. Edisi Ketiga, Salemba Empat: Jakarta
Palenita, Hefdayana.2008. Analisis Sistem Pengendalian Intern Piutang Pada Rumah Sakit Hosana Medica Pratama:
Singleton, Hall. 2009. Audit Teknologi Informasi dan Assurance. Edisi Kedua, Salemba Empat: Jakarta
Stice dan Skousen. 2009. Akuntansi Intermediate. Edisi 16, Salemba Empat: Jakarta



2 comments:

  1. How to Make Money at a Casino - Work-to-Earn
    Money management is one of the easiest things to do in หารายได้เสริม a casino. There's no more need to make money than choosing which games you want to play. Money management is

    ReplyDelete
  2. CASINO - Hollywood Casino at Penn National Race Course
    Casino at Penn National Race Course 정읍 출장안마 The Seminole 강릉 출장마사지 Hard Rock Casino-Dade casino is the largest gaming destination in 익산 출장샵 the Southeast. 논산 출장마사지 It is a 양산 출장샵

    ReplyDelete